#1MugBeras

Peduli Rokatenda

Minggu, 31 Januari 2016

Surat Untuk Lampu Taman Kota #1

Kepada Lampu Taman Kota,
selamat malam, apa kabar?


terakhir yang saya dengar dari adik- adik kecil saya di Kota Ende, kalau kalian sudah menua, terbatuk -batuk dan sering mati hidup tidak jelas, karna tertimpa rinai hujan akhir desember kemarin.


saya hanya mendengar dari adik-adik saya, turut prihatin tapi mau bagaimana lagi, semua orang menutup mata.
Lampu Taman Kota, sebelum kalian benar-benar tiada lagi, aku punya sepenggal cerita yang mungkin perlu kita hidupkan kembali.


ini bisnis kita.
ini keinginan kita waktu itu bukan?
cerita ini akan kembali saya ulang karna akan menjawab kenapa saya jadi seperti sekarang.


emm, mau mulai dari mana kita?
masih ingat dengan mantan saya yang bernama Levi? Anak Timor yang kalau berbicara tidak ada aksennya sama sekali itu?
masih ingat dia? Dia sudah mati Lampu Taman Kota. Kemarin. Di telinga saya baru kemarin saya dengar dia pergi.
tapi kata keluarganya. Levi pulang sudah lebih dari setengah tahun. Meninggal karna rusuknya tidak mampu menahan jantungnya dari kerasnya aspal jalan raya. Gone.
Maaf, Lampu Taman Kota.
tidak ingin saya tangisi dia malam ini disini.
tapi, saya hanya ingin kita kembali mengingat kenangan manis tentang dia.


Levi.
yang kalau tertawa, hanya untuk hal yang menurut saya tidak pantas ditertawakan. Awan yang bentuknya seperti gajah, yang tertawa kalau saya salah menyebutkan nama daerah di Tanah Timor sana. Dia selalu tertawa.
dia yang selalu ajak saya ke Taman Kota. Melihat lampu disana.


Levi.
yang kalau saya mengeluh soal jalan kaki. Dia hanya akan kembali tertawa, karna dia bilang saya bodoh. Kaki kecil saya lemah. Katanya, iya benar dia bilang begitu Lampu Taman Kota. Tapi, kalau kita mau ke Taman Kota, selalu jalan kaki. Katanya biar kuat. Dia tidak mau saya lemah. Kita ke Taman Kota. Melihat Lampu disana.


Levi,
mencium saya diantara remang Lampu Taman Kota. Dia memilih disana, karna dia suka. Kita ada di Taman Kota. Melihat lampu disana. Itu memori terindahku disana.


dan, ketika kita menutuskan untuk lebih baik berteman adalah saat dia membawa saya menuju Taman Kota dengan Motor Bapaknya. Dengan colacola dan aqua. Levi minta maaf dan menangis disana. Ternyata dia lemah. Dia tidak suka meninggalkan saya dengan alasan yang terdengar dibuat-buat. Bahwa kalau dia balik ke Tanah Timor dan meneruskan kuliah, cinta kita tidak bertahan. Saya malah berdiam. Memandang kalian Lampu Taman Kota. Setelah itu saya lebih sering jalan kaki. Karna saya tau saya kuat.


Lampu Taman Kota,
tolong sampaikan kepada Levi. Dia akab sipenuhi dengan doa doa yang sampai kepada Bapa di Surga. Dan Cinta saya yang mentok sampai memori dia menangis kemarin. Itu saja. Selamat Malam.






#30HariMenulisSuratCinta
#1 #SuratCintaUntukLampuTamanKota