Siapa itu dia?
Mendoakan aku aku baik- saja.
Semoga semua tidak ada masalah.
Rasa sakit ini terasa seperti Tzatziki basi.
Dicampur di dalam kari, ditambahkannya dalam basmati.
Aku pulang karena aku membenci diriku yang kecewa. Sekali lagi,
Karna aku tidak ahli bercanda.
Aku ingin sekali berlutut diantara kakinya.
Memohon maaf karena aku marah.
Memohon maaf karena memang seharusnya, jangan menegurku saat aku sedang patah.
Biarkan aku nyilu.
Diatas jatuh luka berdarahku.
Diatas perih karena hasil jenakaku.
Maafkan aku menjadikan kamu sebagai bagian dari sendiri yang sedu sedan ini.
Aku bisa berbahaya.
Untuk diriku saja.
Mungkin pantas disangka perempuan cuma-cuma.
Mungkin memang seharusnya begini keadaannya.
Ketika badanmu disana.
Ketika pikiran dan ragaku semua berhamburan di jalanan raya.
Terhenti, tapi tidak mati.
Aku kehilangan diriku saat sekali lagi.
Hasil lelucon ini, cuma jadi tujuan kecil Tuhan untuk menjadikan aku mengerti.
Setiap aku.
Setiap kamu.
Pada aku.
Pada kamu.
Dingin.
Dan beku.